HUJAN BULAN REMBULAN
bagi Sapardi Djoko Damono
tak ada hujan yang lebih sekuler daripada hujan puisi
tak ada hujan yang lebih selapar daripada hujan imaji
diserapnya titik rintik detik pada nafas waktu
tak ada hujan yang lebih sakral daripada hujan tahta
tak ada hujan yang lebih binal daripada hujan pesona
diserapnya titik rintik ritmis lenguh sunyi
tak ada hujan yang lebih teror daripada berita
tak ada hujan yang lebih magis daripada puisi
diserapnya titik rintik jerit makna kata
20-81=2021
DOA PENZIARAH
ribuan mil dari awal angsa migrasi
dijejaki sulur angan purba
terbayang rombongan kafilah
berbaris beriringan mengangkat kedua tangan
ribuan burung melarikan diri
menghindar dari dekapan hawa dingin
mencari bara cinta di belah bumi sana
barisan kafilah penziarah mengucap salam
20-19-2021
Cunong Nunuk Suraja lahir di Yogyakarta, 9 Oktober 1951 dan sekarang tinggal di Bogor. Tahun 1970 bermain drama karya Putu Wijaya bersama teater Mandiri Yogya. Di tahun 1974 ikut bermain di Teater Alam dalam pentas “Kresna Duta“. Bersama teman-teman di Teater Padmanaba SMA Negeri 3 Yogyakarta beberapa kali mementaskan drama pun bermain musik bersama Sapto Rahardjo tokoh gamelan moderen di Yogya. Sejak menyelesaikan Sarjana Muda Pendidikan di IKIP Karangmalang tahun 1979 langsung meninggalkan Yogya dan menyelesaikan Sarjana Pendidikan di IKIP Rawamangun tahun 1981. Sejak itu tidak banyak terlibat dalam pementasan drama dan lebih banyak menulis terutama puisi. Tahun 2006 menyelesaikan Magister Humaniora dalam bidang Susastra di Universitas Indonesia dengan menulis thesis : “Kajian Reproduksi Puisi Digital Cyberpuitika”. Sejak 2016 menjadi pensiunan dan aktif berselancar di dunia maya dengan akun cnsuraja@gmail.com atau cnsuraja@yahoo.com.