Puisi-puisi Rukmi Wisnu Wardhani

Teringat Samboja

satu persatu
almanak bertanggalan

di awal senja
seusai hujan reda
sehelai daun mangga
jatuh di beranda

teringat samboja
larut di sihir mata. lagi,
aku luruh disentuh jemari
segera selepas pertama bertemu

Ames, rindukah kau pada ibu
sebagaimana aku?

ada bahasa waktu kau gelayuti pundakku
tanganmu menjelma kalimat ketika itu

larunglah
larunglah rindu sebebas kau bermain
di gerai rambutku yang tak begitu
legam warnanya itu

lelaplah
lelaplah tidurmu

terbanglah
terbanglah tinggi
ke mimpi terindah itu

satu persatu
almanak bertanggalan

di penghujung senja
kukenang samboja

hangat tubuhmu
menyisa dalam dekapan

-RWW-

Samboja Lestari – Kalimantan Timur

Secangkir Teh

tanpa gula. perjalanan mengajariku cara

menyeduh hidup yang sesungguhnya

tanpa gula. aroma keseimbangan selalu terasa

mulai pada tegukan pertama. mereka

menjagaku agar tak mudah alpa

tanpa gula. diam-diam seseorang

di seberang kambium jati tua tempat

cangkir itu diletakkan menatapku tak suka

sempat ia bertanya

apa guna sendok mungil

tanpa hadirnya gula?

aku bilang

ini sebagai

pemanis luka

orang itu makin tak suka

lantas melipat pandangannya

haha! ia pasti

belum menemu

wajah tuhan

di dalam

cangkirnya

-RWW-

Raden Ayu

serupa teka teki, kursi kursi berjejalan di sekitarku

kenangan mana yang harus kupungut

dan kuabadikan satu persatu?

di angkasa angka angka beterbangan tanpa perasaan

apalagi peristiwa. jarum jam selalu gagal

mengerti arti menunggu

deras jagir membenturku ke patahan sejarah

saat aku hanya mampu mengeja namamu

di batu nisan itu

raden ayu, izinkan kusentuh musimmu

meski rimis enggan memalingkan jejatuhannya dari parasku

-RWW-

Jakarta – Surabaya – Jakarta

Gunung Pancar

kami adalah catatan sepi kisah tawadhu akar

penyunggi air, batu juga lumutan ke wajah matahari

yang dibenam kaki pelancong kota tanpa iba

-RWW-

Bio Data Singkat:
Rukmi Wisnu Wardani (Dani), kelahiran Jakarta. Sarjana Teknik Architecture Landscape (Fakultas Architecture Landscape dan Teknologi Lingkungan) Universitas Trisakti. Diawali dari hobby menulis puisi kemudian mulai berinteraksi melalui jalur maya / internet seperti: milis penyair, puisi kita, gedong puisi, cybersastra, sastera malaysia, sastra sufi dll sejak tahun 2000. Bermukim di Jakarta.

Selain di media elektronik, puisinya juga dimuat di berbagai media. Karyanya tersebar di buku antologi puisi bersama. Manuskrip puisinya masuk dalam 5 besar sayembara Komunitas Sastra Indonesia Award (2003). Hadir dan tampil di berbagai acara sastra baik dalam maupun luar kota. Tahun 2016 diundang dalam acara Forum Forum Penyair ASEAN (FPA) sebagai pembaca puisi dan pemakalah yang digelar di Auditorium Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia di Kuala Lumpur.

Tinggalkan komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *